Zuhud menurut Hasan Basri ada 4 -
1. Tidak takut tentang rizqi.
Kenapa kita harus takut, resah dengan rizqi kita?, kita harus yakin bahwa rizqi kita tidak akan tertukar, tidak akan diambil orang lain. Kuncinya "DUIT".
Apa itu DUIT? :)
a) D(Do'a) cobalah untuk menjadi hamba yang taat kepada Allah, yang selalu menghamba, memohon, bersandar kepada-Nya, renungkan bahwa kita ini lemah, tidak bisa apa-apa tanpa-Nya. Cobalah untuk mencintai Allah SWT, do'a sebagai bentuk penghambaan, taqwa kepada-Nya. Dengan do'a dan taqwa kepada-Nya, Allah akan memberikan bonus rizqi yang tidak diduga-duga oleh kita.
Allah SWT berfirman : “Barangsiapa bertaqwa kepada Allah niscaya dia akan mengadakan baginya jalan keluar dan memberinya rizki dari arah yang tiada disangja-sangka; dan barangsiapa yang bertawakal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan keperluannya ” ( QS Ath-Thalaq; 2-3)." Perbanyak do'a kita kepada-Nya.
b) U (Usaha/Ikhtiar), setelah kita mengaku lemah tidak berdaya dan meminta pertolongan Allah. Selanjutnya tugas kita adalah menyempurnakan ikhtiar. Kata sempurna tidak terhingga, lakukan aja ikhtiar yang terbaik karena Allah, dengan tujuan ibadah ke Allah sahabat.
Qs.Ar-Ra'd : 11 Allah berfirman : “Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum kecuali kaum itu sendiri yang mengubah apa apa yang pada diri mereka ”.
c) I (Ikhlas) : Setelah do'a, usaha kita ikhlaskan semuanya kepada Allah, karena hal baik bagi kita belum tentu baik menurut Allah, begitu juga sebaliknya yang buruk menurut kita belum tentu buruk menurut Allah. Jadi yakin saja semua keadaa baik, selama kita telah bertaqwa kepada-Nya.
d) T (tawakal) : Serahkan semua kepada Allah, yang penting Allah suka kepada kita, dan hati kita tenang dengan taat kepada-Nya.
Simak Qs. Alam Nasyrah : 5-8 (5). Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan
(6). Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan
(7). Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain ,
(8). Dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap.
2. Sibuk Beramal
Karena kita harus sadar kalau amal ibadah kita tidak akan dilakukan oleh orang lain, karena amal ibadah kita, kita sendiri yang mengerjakannya. Jadi sibuklah beramal soleh.
Allah berfirman : "Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya." Qs.Al-ZalZalah (7).
3. Malu untuk Bermaksiat.
Sadarka kita bahwa Allah Maha Melihat, Maha Mengawasi perbuatan kita? takutkah kita? malukah kita bermaksiat dihadapan Allah yang Maha Mengawasi?
4. Berbekal menghadapi Kematian.
Kematian senantiasa mengintai kita, bebekal lah untuk itu, bertobatlah sebelum kematian itu datang.
www.ansteystore.com